Selasa, 28 Februari 2012

TETAP BERSAMAMU

Aku bahagia kau dustai

Aku tersenyum kau lukai

Biarlah hati ini yang menjadi saksi

Atas sakitnya dari cintamu

Aku terima kau ingkari

Janji janji manismu kasih

Aku tak bosan mencintai

Walau cinta ini sering kau hianati

Aku tersenyum sayang

Tak menyimpan rasa dendam

Itu adalah dirimu

Itu adalah cintamu

Mau bilang apa ….

Demi menjaga cinta ini

Karena kau cintaku, kau sayangku

Aku tersenyum kasih….

Kan kuajalani cinta ini

Walau seberapa lama

Aku kan selalu coba tuk bertahan

Aku bahagia sayang

Tak menyimpan rasa dendam

Walau cinta ini sering kau hianati

Aku tak bosan mencintai

Ak u kan tetap bersamamu

BILA HATI TAK MENCINTA LAGI

Katakan saja…..

Katakan apa ingin mu

Sampaikan saja….

Sampaikan yang kamu mau

Kulihat sikapmu mulai beda

Tak seperti dulu hangat dan mempesona

O,,, sepertinya..kamu

Sepertinya cintamu…..

Sudah tak cinta lagi padaku….

O,,, mungkin saja ada..

Di hatimu sudah ada yang lain…

Katakan saja…

Katakan apa maumu

Bila cinta harus akhiri

Tutup saja cerita cinta ini sampai disini…

Bila hatimu tak mencinta lagi

Tak usah kau paksakan

Tutup saja cerita cinta ini sampai disini

Kan aku akhiri…

DALAM PENCARIAN

Berdawai hati

Tangisan rindu

Dia kemana

Ada dimana

Mencari

Tak henti

Rasaku Ia jauh dari sebrang sana

tapi dekat dihati

Tapi dimana

Aku tak tahu

Dalam pencarianku

Untuk diriku

Kau sang pujaan hati

Aku

Aku…

Bukan lah seperti Sang Bidadari
...
terbang dan dapat lakukan apa saja.

Aku….

Tidak lah seperti putri cinderela bersayap indah

Yang dapat mengajak mu terbang ke tempat yang kau impikan.

Aku…

Tiada seperti Ulat sutra

Yang bermasa depan menjadi Kupu-kupu elok jelita .

Karena Aku…

Hanya lah seperti semut hitam kecil

Yang harus berusaha giat tuk dapatkan Hasil

Tiada miliki kekuasaan hebat . . .

Tiada miliki sayap indah . . .

Tiada miliki masa depan elok jelita . . .

Karena Aku . . .

Hanya lah sosok sederhana tiada sempurna

Penuh kekurangan dan dosa melimpah

Pantas kah Aku untuk kau miliki ? ? ?

Pantas kah Aku tuk Memiliki ? ? ?

Kenangan TerIndah ( Masa LaLu )

Kau yaNg perNah ku Cinta . . .

SederHAna tapi begiTu mempeSona

MemBuat ku TerGoda tuk BerTegur Sapa


Ku KiRa Cukup saLing Mengenal NaMa

Tapi TerNyata kau Buat MimPi Ku indah

Hadir di dalam nya dengan seJuta Pesona

HinGga ku Yakin Lah engkau Lah Sang Cinta..


TeraSa Sejuk di dalam KAlbu

KetiKa Kita teLah meNyatu . . .

Semua Terasa SemPurna

BahKAn Musibah MEnJAdi KeNangan TerinDah


Namun Ego ku Merubah semua

Kau pun Pergi SisaKAn Luka

Sejuta MimpI dan Harap seAkan sirna

KIni KAu Buat Jiwa ku membara

Membara terBakar cemburu pada nya

kau teLAh meMiLih dia

Seakan Kenangan terIndah kita terLupakan sudah


Dunia Maya

( by SeHaT )

Tak mengira langit cerah diangkasa
Seketika tertutup awan gelap
Dan dukapun mengalir turun bersama hujan
Tak menyangka,lilin kecil yang menerangi
Kemudian berkobar tinggi
Menghanguskan semua yang ada
Dan aku terhempaskan badai
Tenggelam dalam lautan kesedihan
Tanpa daya,melawan “titik hitam”
Yang merenggut semua rasa yg ku punya
ooh........
ternyata aku di dunia maya yg kejam
yangg tak melihat perasaan yg lain
perasaan hanya di permainkan oleh
dunia khayalan..

Hanya Kupinta Satu

( by SeHaT )

Hanya ini Yang Bisa Kuberikan Kepadamu Meluangkan Waktu,

Duduk mengetik di Dalam Dasar Hatimu,

Menuliskan Puisi Tentangmu,

Tentang Perasaan Sayangku Untukmu

Hanya Puisi ini Yang Mampu Kuberikan Saat ini Untukmu,

Hanya Kupinta Satu Darimu,

Kau Cerialah Selalu

Dan

Janganlah Kau Tinggalkan Senyum Dari Bibirmu



Sayangku

( by SeHaT )

Sayangku
sudikah kau menghuni hatiku,
dalam diriku ada kamu,
menghuni mengaliri jalan darahku,
jemari lentikmu sibuk memainkan air
sambil tertawa riang,
bibirmu senandungkan lagu rindu,
selendang putihmu kau biarkan basah,
lekuk tubuhmu,
ahh......,
tak usah kuceritakan,
biar kunikmati sendiri,
di dalam mimpi-mimpiku nanti.

Sahabat Sejati
( by SeHaT )

Sahabat..
dengan kata2 syair dan puisi menjadi saksi,
Di Dunia Maya kita dipertemukan,
Tanpa sebadan ikatan kekeluargaan,
Berbekalkan semangat nan satu membara dijiwa,
Tekad mencari segunung ilmu didada,
Kita tak pernah menduga,
Perkenalan sesingkat ini membuahkan rasa persahabatan,

Sahabat..
Tatkala kekosongan melanda jiwa,
Kehadiranmu tanpa dipaksa,
Memenuhi ruang hati yang kian membara,
Berkongsi segala apa yang ada,
Tanpa curiga dan parasangka.

Sahabat..
Kehadiranmu bagaikan sinaran rembulan,
Menerangi kamar hatiku nan sepi,
persahabatnku padamu ikhlas karena ilahi,
Sungguhpun tiada ikatan darah antara kita,
Namun itu bukanlah alasan untuk tidak bersama,
Malah kuanggap kau umpama keluarga,
Tatkala jatuh kita bangkit bersama,
Tanpa dipaksa.

Sahabat..
Kuucapkan terima kasih diatas persahabatan ini,
Andai dihitung selautan air,
Tak akan dapat menyamai persahabatanku padamu,
Kita tanami sebuah persahabatan,
Kita sirami dengan kasih dan persaudaraan,
Kita bagi dengan kejujuran,
Kita jauhkan marah dan kemarahan,
Kita jauhi tangisan dan perpisahan.

Sahabat..
Sudah menjadi lumrah hidup manusia didunia,
Yang datang pastikan kembali,
Begitulah diibaratkan dengan persahabatan ini,
Andai selepas ini kita tidak bersama lagi,
Memori bersama usah dilupakan,
Aku tahu dan pasti selepas perpisahan ini,
Kita pasti menangisi,
Menangisi sebuah ikatan nan suci,
Tatkala memori lama diungkap kembali,
Kerna disitulah persahabatan kita bersemadi.

Sahabat..
Selepas perpisahan ini,
Aku pasti akan merindui hilai tawamu,
Senyuman manismu,
Usikan manjamu yang penuh dengan jalinan indah,
Menjadi pengobat dikala duka,
Menjadi kekal persahabatan kita.

Sahabat..
Pernah suatu ketika kita bersengketa,
Persengketaan yang tidak dipinta,
Tanpa diundang dan dipaksa,
Namun itu bukanlah menjadi pengakhir sebuah perpisahan,
Kita bincang bersama duduk semeja,
Mencari seribu satu penyelesaian,
Yang baik jadikan tauladan,
Yang buruk dibuang jauh.

Sahabat..
Aku ridha dengan takdir,
Asam dan garam sudah menjadi rencah kehidupan,
Kepasrahan yang harus diterima,
Untuk masa depan kita bersama,
Kekal untuk dulu, kini dan selamanya....

Sahabat..
Andainya perpisahan mengundang tiba,
Hulurkanlah salam pemula bicara,
sucikan khabar di mata pena,
Dengan khabaran berita indah,
Pemula bicara sesama kita.

Air Mata Kasih Sayang

( by SeHaT )

Membalik balik tulisan kisah romansa cinta
Coretan demi coretan tinta cinta menjadikan lukisan di terang rembulan malam
Rembulan pun tersenyum manja
Membelai lembutnya awan berarak seperti sentuhan selendang sutra jingga
Entahlah....aku tak tahu bagaimana perasaan jiwaku
Entahlah aku tak tahu.....
Atas cinta dan kesetiaan
Atas peluh dan airmata kasih sayang
Yang jatuh satu persatu dari kelopak sayu
Hanya dia yang kukasihi
Dari dalam lubuk hati
Karena hanya kau yang kucinta
Maka hanya kau yang kuinginkan
Karena hanya kau yang selalu kucinta

Tentang Cinta

Jumat, 10 Februari 2012

Tentang Cinta

Kata cinta rasanya tidak pernah habis tinta untuk dituliskan. Apakah kamu yang hari ini aku cintai masih tetap aku cinta keesokan hari? Cinta berjalan, seperti air yang menganak sungai menuju samudera, terkadang malah seperti panah yang terlepas dari busurnya. Kita membidik, namun tidak memiliki kendali.

Hal yang kita mampu rasa belum tentu juga dirasakan oleh orang lain. Betapa banyak kisah tentang mereka yang terluka oleh cinta. Sebagian orang mulai memandang cinta dengan watak yang berbeda: “kita tidak sedang jatuh cinta kawan, kita sedang membangun cinta.

Kata cinta mudah dipahami namun bersifat abstrak. Kita tidak mampu melihat cinta sebagai wujud benda, namun setiap kita mampu merasakan. Dari belaian ibu kepada anaknya, dari peluh bapak yang terus bekerja, dari orang-orang yang selalu menjaga nama Tuhan di hati mereka.

Cinta memiliki ragam bentuk yang tidak harus secara kasar dan kerdil dipahami sebagai kasih sayang syahwat antara seorang lelaki terhadap seorang wanita. Cinta adalah karya agung Tuhan. Bukankah engkau hadir di sini, membaca tulisan ini, dan mengulanginya lagi karena cinta?

Lantas, setelah cinta, mengapa benci harus hadir?

Beberapa episode kehidupan manusia bercerita tentang cinta yang berevolusi, baik dengan cara berlahan ataupun spontan. Ada banyak istillah yang manusia bumi sematkan untuk cinta, apakah itu cinta monyet, cinta pada pandangan pertama, atau cinta sejati. Seperti yang aku katakan, cinta hadir dalam banyak bentuk, terkadang iblis pun mengambil bentuk yang indah di dalam cinta.

Pada awalnya, seorang lelaki atau perempuan, memberikan segalanya untuk seseorang yang mereka cintai. Bahkan yang terbaik yang mereka punya untuk seseorang yang pertama mendapatkan cinta itu. Hingga, saat cinta terus dikonsumsi, cinta itu pun hilang. Yang tersisa cuma sampah, dan kita terus terbuai dengan sampah itu dan menganggapnya sebagai suatu cinta.

Cinta berarti berkorban. Bahwa engkau tidak ingin seseorang dikelanjutan kelak akan menderita, baik karena engkau mencintainya atau karena dia mencintaimu. Cinta berarti ketulusan, bahwa terkadang yang teramat kita cintai begitu tidak mengerti tentang kita. Cinta berarti penghambaan, bahwa aku, kamu, atau dia, adalah seorang budak yang menghambakan cinta kepada Tuhan.

Manifestase cinta terus dicari. Apa makna cinta terus digali. Aku tidak pernah tahu ada seseorang yang telah khatam untuk mengerti apa itu cinta sebenarnya. Ibarat gurita dengan sejuta lengan, setiap orang cuma menggenggam sebuah lengan, aku belum melihat ada orang yang memeluknya.

Cinta juga berarti derita. Untuk mendapatkan cinta, engkau harus berkorban karenanya.

MAKNA DAN ARTI SEBUAH PERSAHABATAN SEJATI

Keberadaan sahabat sangat dibutuhkan. mereka itu-lah yang akan menghiasi hidup kita pastinya. Banyak orang mengatakan mencari sahabat itu mudah tapi sahabat sejati itu sulit. Memang ada benernya juga, apalagi di jaman sekarang. Banyak orang bermuka dua. jangan salah arti yah, maksud bermuka dua adalah memiliki dua sifat yang berbeda. Dan mungkin salah satu orang muka berdua itu adalah temen kita yah sobat. Kata orang bule “ Be Careful in Choose Friend” (bagi yang tidak mengerti ini, artinya = Hati-hati dalam Memilih Teman”). Benar banget, semakin berjalannya waktu kita akan mengetahi siapa sebenarnya sahabat yang membodohi kita dan siapa sahabat sejati kita.

Dan kalau kata guru mengaji guru mengaji saya memang top banget deh ”Di kelak di Yaumil qiyamah ALLAH memanggil nama kita dengan lembut, lalu meletakkan sebuah penutup untuk berbicara langsung dan hanya kepada kita hingga tidak ada seorangpun tahu, lalu Ia mengatakan : “masihkah Engkau ingat wahai HambaKU dosa yang engkau lakukan pada saat ini dan ini“.
Dan kita tidak punya pilihan lain selain mengakuinya. Lalu Ia mengatakan,”Wahai hambaKU, sungguh Aku telah menutupi dosamu itu ketika engkau masih di dunia, maka hari inipun Aku tutupi dan Aku ampuni ia.” ( hadist riwayat bukhari )

Subhanallah, begitu maha kasih sayangnya ALLAH yang telah menutupi aib aib kita hingga kita tak nampak aib kita.

ALLAH tidak pernah ingkar janji, ketika kita mampu menutupi aib saudara kita maka ALLAH akan menutup aib aib kita, dan ketika ALLAH sudah menutupi aib kita, jangan pula kita yang iseng membeberkan aib teman atau diri sendiri, apalagi bangga sama dosa …. parah banget deh kalo sampai ada yang gini Astagfirullah….

Bagaimana kalau ada teman kita yang sengaja membuka aib kita, maka jangan kita balas membuka keburukan orang lain. sehingga Allah akan benar-benar memberikan perindungan pada kita di Dunia dan Akhirat

Allah Tuhanku, jadikanlah semua amal perbuatanku sebagai amal yang saleh, jadikanlah amal perbuatanku itu ikhlas hanya kepada- Mu, dan sedikitpun jangan Engkau jadikan amalku itu untuk selain Engkau, Amin… Padamu aku berindung.

ARTI SEBUAH KETULUSAN 2

“Dia Tidak Tahu Niat Hati Ku yang Dia Tahu Hanya Kekuranganku, Dia Tumpahkan Cacian Dan Makian Kepadaku, Aku Hanya Diam Dan Tersenyum Sambil Berkata Terimakasih” (Dimaszen)

Jujur.. Hati saya juga bergetar karena dalam menulis posting ini. karena saya dilahirkan karena cinta dan hati ini adalah hidup mati saya.

“Apa bukti kalau kamu cinta aku ?” dan jawabannya adalah “Belahlah dadaku”, dan tidak jarang ada yang membuktikan dengan berhubungan badan.

Tidak ada cinta kecuali cinta yang tulus karena pada dasarnya cinta adalah suci tapi manusia menodainya dengan nafsu, cinta yang tulus tanpa syarat, ketulusan cinta adalah kesejukan, kedamaian, dan kasih dalam cinta. Banyak cerita cinta mengatakan love is blind, cinta itu buta namun jangan salah kadang cinta buta ini bukan berarti cinta tulus. Antara cinta buta dengan cinta tulus keduanya beda. Cinta tulus mengatasnamakan cinta dari perasaan hati yang tulus artinya ketulusan yang bertanggung jawab, sedangkan cinta buta mengatasmakan cinta dari perasaan hati yang penuh dengan egoisme. cinta yang tanpa memerhatikan orang lain, terlebih cinta yang di paksakan atau karena pelarian semata karena dia telah membohongi hati sendiri.

bukti ketulusan cinta adalah waktu. Ketika cinta itu tumbuh karena ada ketulusan untuk meluangkan waktu. Dalam waktulah ada cinta dan ada benci, namun cinta yang tulus selalu mengisi waktu hanya dengan cinta, bahkan ketika pohon yang bernama cinta itu layu maka cinta yang tulus akan terus memupuk dan menyiraminya. Dalam waktulah segalanya teruji seperti hidup itu sendiri. Cinta yang tulus adalah memberi tampa mengharapkan di cintai. jangan malu untuk mengatakan cinta dan sayang pada kekasih hati. tunjukan hati yang tak terlihat dengan kata-kata sayang dan cinta agar dia tahu isi hati anda.

Saya berdoa agar Allah melimpahkan rasa cinta tulus dalam hati saya, anda, kepada orang tua, keluarga, sahabat dan tentu kepada seseorang yang special saya cintai.

Semoga demikian juga buat teman-teman untuk selalu menabur benih cinta dengan cinta yang tulus karena seiring waktu berjalan cinta lah yang akan menjadi tempat berteduh kala hujan dan badai.

Man Jadda Wajadda

Kelas mengaji kembali lagi. Kali ini aku ingin memberikan murid-muridku suatu permainan yang sederhana namun bermakna. Selepas membaca Iqra, aku mengumpulkan mereka di pekarangan. Aku telah menyiapkan botol bekas dan spidol yang sudah diikat dengan seutas benang di kedua sisinya, masing-masing dua buah. Murid-muridku bertanya heran “ Kita mau main apa, Bu ? “ Kubiarkan dulu rasa penasaran mereka sambil tersenyum penuh arti.

Aku membagi kelompok yang masing-masing beranggotakan tiga orang. Nama permainan ini adalah memasukkan spidol dalam botol. Dua orang dalam kelompok ditutup matanya sambil memegang benang yang diikatkan pada spidol, sementara satu orang yang berfungsi sebagai ketua harus memberikan arah pada anggotanya untuk bisa memasukkan spidol ke dalam botol.

Serta merta pekarangan tempat kami bermain didatangi tetangga yang juga ingin melihat. Dua kelompok pertama pun memulai pertandingan ini, suasanya menjadi ramai, penuh dengan bahasa Mandar yang mungkin artinya memberikan semangat dan instruksi. Setelah muncul pemenangnya dari kelompok giliran pertama, lalu dilanjutkan dengan kelompok giliran kedua. Suasananya tak kalah ramai, bahkan sampai ada yang teriak-teriak seketika ada yang bisa duluan memasukkan spidol ke dalam botol. Ternyata, muncul sedikit keributan setelah itu. Salah satu kelompok dianggap curang karena memasukkan spidol langsung dengan tangan. Sayangnya, karena suasana begitu ricuh, aku tidak begitu melihatnya.

Anak-anak tetaplah anak-anak. Setelah itu ada yang cemberut dan marah karena lawan mainnya dinilai berbuat curang. Muka mereka ditekuk dan tidak mau bicara. Aku segera menggiring mereka kembali masuk ke tempat mengaji.

Aku mengumpulkan mereka dan kami membentuk lingkaran. Aku pun bertanya “ Ada yang mau cerita tadi bermain apa ?”

“ Memasukkan pulpen ke dalam botol “ serempak mereka menjawab.

“ Nah, sekarang ada yang mau cerita bagaimana tadi perasaannya saat bermain ? ”tanyaku lagi.

“ Tidak bagus, Bu, spidolnya susah masuk “keluh Sihab

“ Bagaimana tadi caranya kelompok yang berhasil memasukkan ? “ aku balas bertanya.

“ Dimasukkan saja, pelan-pelan “ kata Fika

“ Nah, sekarang kalian marah tidak kalau ada temannya yang berbuat curang ? “ tanyaku.

“ Maraaah sekaliii, Bu “ mereka berteriak.

“ Nah, makanya kita tidak boleh berbuat curang karena akan merugikan orang lain, contohnya adalah mencontek. Tidak boleh mencontek PR atau ketika ulangan di sekolah “

“ Iyaaaa, Buuu “

“ Selain itu kita harus berusaha untuk mencapai cita-cita. Seperti tadi, kita harus sabar memasukkan spidol dalam botol tapi tetap sungguh-sungguh. Ingat kalimat ini, Man Jadda Wajadda “

“ Apa itu artinya, Bu ? “

“ Siapa yang sungguh-sungguh akan berhasil “

Murid-muridku tertegun sesaat. Mungkin mereka baru mendengar pepatah arab itu dan mencoba mengingatnya kembali.

“ Ayo, sekarang semuanya harus saling memaafkan. Yang tadi merasa curang sama temannya, harus minta maaf. Ibu ingin kalian semua tidak cemberut lagi, harus tersenyum sepulang dari sini ! “

Mereka pun menurutinya dan saling mengulurkan tangan satu sama lain. Pelajaran Man Jadda Wajadda hari itu berakhir, namun aku harap pepatah arab itu terus melekat dalam hati dan pikiran hingga kelak mereka akan benar-benar menjadi orang yang berhasil.

ARTI SEBUAH KETULUSAN

“Hati orang siapa yang tahu, manis di luar belum tentu manis didalam, tulus di luar belum tentu juga tulus di dalam, hati orang siapa yang tahu...”

Kalimat di atas setidaknya akan menjadi pemantik dalam tulisan saya kali ini. Jika kita bicara hati seseorang termasuk di dalamnya niat untuk melakukan kehendak adalah sesuatu yang cukup sulit. Tidak ada indikator jelas yang dapat mengukurnya. Belum tentu apa yang dikatakan dalam lisannya ialah apa yang ia sebenarnya rasakan. Begitu pula sebaliknya apa yang ia rasakan belum tentu juga sesuai dengan apa yang ia lisankan. Menurut saya, tersedia dua pilihan pisau bedah untuk menerka hati termasuk niat seseorang yaitu melihatnya dalam posisi biner atau posisi konsisten. Dan saya rasa untuk selamanya hanya waktu dan Tuhan yang mampu membuktikannya. Jadi untuk kali ini saya sepakat seperti kata maha dewi dalam salah satu bait lagunya “hati-hati menjaga hati...”.

Di era postmo, studi tentang hati ini sebenarnya menjadi isu yang jarang disentuh oleh banyak kalangan termasuk sosiolog atau psikolog yang tanpa bermaksud mendiskreditkan profesi lain punya kaitan mendalam terkait hal ini. Hal itu pula yang ingin saya bagi dalam tulisan ini bahwa salah besar jika pembicaraan tentang hati hanya milik ranah religi. Salah. Bagi sebagian orang, hati mungkin hanyalah sebuah perasaan yang hanya dapat dimainkan dalam area kognitif dan cenderung metafisik. Menurut saya itu tidak salah tapi secara lebih mendalam orang jarang memperbincangkan hati ini sebagai hulu dari sebuah kehendak. Berbagai fenomena postmo yang hadir belakangan ini, sebenarnya berhulu dari hati. Hati yang akan menuntun kehendak menuju sebuah kemashlahatan atau kesia-siaan.

Saya akan mengajak anda untuk menurunkan konsep untuk membaca lebih komprehensif dan setidaknya lebih jernih tentang Gerakan Indonesia Mengajar yang menjadi goresan baru dalam perjalanan hidup saya kedepan. Mungkin saya tidak akan menulis dan berbagi tentang ini jika beberapa hari terakhir tidak ada manusi-manusia berkamera bernama wartawan yang hadir dalam perjalanan gerakan ini. Saya sangat memaklumi jika gerakan ini menjadi isu yang sangat seksi untuk dibahas apalagi bertepatan dengan berbagai momentum yang pas: Sumpah Pemuda, generasi muda yang mulai apatis dan terdegradasi, juga dunia pendidikan Indonesia yang semakin terbelakang. Saya tidak tahu apakah ini merupakan reaksi kaget saya atas banyaknya liputan media yang berefek pada respon publik atau sebuah titik pencerahan saya untuk merespon secara jernih apa yang terjadi belakangan ini pada para pengajar muda yang sudah mirip selebritis dadakan. Berharap keduanya.

Niat untuk berbagi tentang hal ini sebenarnya muncul seketika setelah saya menghadiri undangan makan siang dari keluarga salah satu sahabat saya yang juga pengajar muda. Sambil menikmati chiken kari noodle versi oenpao yang menurut saya merupakan saudara batih dari mie ayam, saya berdiskusi dengan ayah sahabat saya. Sebenarnya obrolan tentang euforia pengajar muda di media muncul dari pasport. Jujur di tim Bengkalis, pasport saat ini menjadi isu yang cukup kuat sebelum deployment. Anda semua pasti sudah bisa menebak apa yang menjadi alasannya. Bentuk dari pemikiran visioner lebih tepatnya.

Ayah dari sahabat saya mulai membuka obrolan tersebut dengan menyuguhkan kami beberapa fakta bahwa, gerakan Indonesia Mengajar saat ini sedang gencar menjadi buah bibir di masyarakat baik dari kalangan borjuis maupun proletar. Saya masih ingat kalimat beliau terkait hal ini “...jangan kalian kira banyak yang memuji gerakan ini, tidak sedikit yang sinis dan memandang negatif...”. saya yang saat itu sedang kepanasan menyruput mi langsung terhenti. Chiken kari noodle nampaknya tidak menarik lagi. Beliau meneruskan respon negatif tersebut datang dari berbagai kalangan baik tentang masa ajar yang hanya satu tahun, gaji pengajar muda, anggapan bahwa program ini hanya sebuah batu loncatan, hingga Anies Baswedan yang terkesan “bodoh” dalam membuat statement di media. Seketika itu saya menelan ludah karena ice orange juice yang satu jam lalu saya pesan belum juga datang.

Beliau menyatakan bahwa statement Anies tentang penyebutan rata-rata angka nominal gaji pengajar muda di salah satu media secara tidak langsung menjatuhkan derajad dan martabat gerakan ini termasuk pengajar muda. Hal ini bisa dibilang serius, mengingat gerakan ini dibangun atas dasar pengabdian jadi tidak pantas jika sampai angka nominal terucap. Inspirasi yang menjadi sumber kekuatan dari gerakan ini jadi terkesan dikesampingkan. Saya hanya bisa mengangguk-angguk mendengarkan sekaligus meratapi jika memang fakta itu benar adanya. Hal itu juga berlaku untuk statement bahwa paska program ini akan banyak akses kemudahan yang didapat pengajar muda baik pekerjaan maupun beasiswa juga sempat dipermasalahkan. Sebelum kami pamit, beliau sempat berpesan bahwa hal ini perlu disampaikan baik kepada panitia Indonesia Mengajar maupun pengajar muda sendiri guna perbaikan kedepan. Lawan segala keraguan masyarakat atas gerakan ini dengan bukti bukan janji.

Dalam perjalanan pulang saya mulai berpikir bahwa ternyata tidak selamanya niat tulus itu dapat diterima dengan mudah. Tergantung dari sisi mana kita akan melihat. Jika dilihat dari dual track yang menjadi poros dari program ini, pemberitaan tersebut merupakan hal yang wajar karena merupakan salah satu alat. Tetapi jika dilihat dari sisi komersial, hal ini tentu berbeda. Saya yakin tidak ada maksud dari seorang Anies Baswedan untuk membuat program ini menjadi ajang popularitas. Saya juga tidak akan menyalahkan media atas berita berlebihan yang mereka tulis dan tayangkan selama ini. Apalagi untuk menyalahkan masyarakat yang saya pikir belum secara mendalam mendapat sosialisasi atas geraka Indonesia Mengajar ini. Terlepas dari hal itu, saya menyimpulkan sebuah hipotesa bahwa kritik sebenarnya adalah bentuk kepedulian dan rasa cinta seseorang atas kehendak orang lain. Kembali lagi semua tergantung dari respon personal tentang kejujuran pada hati mereka. Apakah terperangkap dalam posisi biner atau bertahan dalam posisi yang konsisten? Berharap yang kedua. Bahwa semua dilakukan untuk menebar inspirasi, memperbesar turbulensi kebaikan, hingga perjuangan untuk sebuah kemashlahatan. Dan itu semua bukan hal yang mudah. Hati orang siapa yang tahu.

SOMBONG DAN TAWADHU'

Sifat sombong adalah sesuatu yang sangat tercela. Karena Al Qur’an dan As Sunah mencelanya dan mengajak kita untuk meninggalkannya. Bahkan orang yang mempunyai sifat ini diancam tidak masuk ke dalam surga. Sebaliknya, di dalam Al Qur’an Allah memuji hamba-hamba-Nya yang rendah hati dan tawadhu’ kepada sesama. Allah ta’ala berfirman,

وَعِبَادُ الرَّحْمَنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا

“Hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih adalah orang-orang yang berjalan di atas muka bumi dengan rendah hati dan apabila orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik.” (QS. Al Furqaan: 63)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ

“Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia.” (HR. Muslim)

Celaan Terhadap Kesombongan dan Pelakunya

Allah ta’ala berfirman,

إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْتَكْبِرِينَ

“Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang menyombongkan diri.” (QS. An Nahl: 23)

Allah ta’ala juga berfirman,

تِلْكَ الدَّارُ الْآَخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِينَ لَا يُرِيدُونَ عُلُوًّا فِي الْأَرْضِ وَلَا فَسَادًا

“Itulah negeri akhirat yang Kami sediakan bagi orang-orang yang tidak berambisi untuk menyombongkan diri di atas muka bumi dan menebarkan kerusakan.” (QS. Al Qashash: 83)

Adz Dzahabi rahimahullah berkata, “Kesombongan yang paling buruk adalah orang yang menyombongkan diri kepada manusia dengan ilmunya, dia merasa hebat dengan kemuliaan yang dia miliki. Orang semacam ini tidaklah bermanfaat ilmunya untuk dirinya. Karena barang siapa yang menuntut ilmu demi akhirat maka ilmunya itu akan membuatnya rendah hati dan menumbuhkan kehusyu’an hati serta ketenangan jiwa. Dia akan terus mengawasi dirinya dan tidak bosan untuk terus memperhatikannya. Bahkan di setiap saat dia selalu berintrospeksi diri dan meluruskannya. Apabila dia lalai dari hal itu, dia pasti akan terlempar keluar dari jalan yang lurus dan binasa. Barang siapa yang menuntut ilmu untuk berbangga-banggaan dan meraih kedudukan, memandang remeh kaum muslimin yang lainnya serta membodoh-bodohi dan merendahkan mereka, sungguh ini tergolong kesombongan yang paling besar. Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan walaupun hanya sekecil dzarrah (anak semut), la haula wa la quwwata illa billah.” (lihat Al Kaba’ir ma’a Syarh Ibnu ‘Utsaimin, hal. 75-76 cet. Darul Kutub ‘Ilmiyah. Sayangnya di dalam kitab ini saya menemukan kesalahan cetak, seperti ketika menyebutkan ayat dalam surat An Nahl di atas, di sana tertulis An Nahl ayat 27 padahal yang benar ayat 23. Wallahul muwaffiq)

Ilmu Menumbuhkan Sifat Tawadhu’

Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Salah satu tanda kebahagiaan dan kesuksesan adalah tatkala seorang hamba semakin bertambah ilmunya maka semakin bertambah pula sikap tawadhu’ dan kasih sayangnya. Dan semakin bertambah amalnya maka semakin meningkat pula rasa takut dan waspadanya. Setiap kali bertambah usianya maka semakin berkuranglah ketamakan nafsunya. Setiap kali bertambah hartanya maka bertambahlah kedermawanan dan kemauannya untuk membantu sesama. Dan setiap kali bertambah tinggi kedudukan dan posisinya maka semakin dekat pula dia dengan manusia dan berusaha untuk menunaikan berbagai kebutuhan mereka serta bersikap rendah hati kepada mereka.”

Beliau melanjutkan, “Dan tanda kebinasaan yaitu tatkala semakin bertambah ilmunya maka bertambahlah kesombongan dan kecongkakannya. Dan setiap kali bertambah amalnya maka bertambahlah keangkuhannya, dia semakin meremehkan manusia dan terlalu bersangka baik kepada dirinya sendiri. Semakin bertambah umurnya maka bertambahlah ketamakannya. Setiap kali bertambah banyak hartanya maka dia semakin pelit dan tidak mau membantu sesama. Dan setiap kali meningkat kedudukan dan derajatnya maka bertambahlah kesombongan dan kecongkakan dirinya. Ini semua adalah ujian dan cobaan dari Allah untuk menguji hamba-hamba-Nya. Sehingga akan berbahagialah sebagian kelompok, dan sebagian kelompok yang lain akan binasa. Begitu pula halnya dengan kemuliaan-kemuliaan yang ada seperti kekuasaan, pemerintahan, dan harta benda. Allah ta’ala meceritakan ucapan Sulaiman tatkala melihat singgasana Ratu Balqis sudah berada di sisinya,

هَذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ

“Ini adalah karunia dari Rabb-ku untuk menguji diriku. Apakah aku bisa bersyukur ataukah justru kufur.” (QS. An Naml: 40).”

Kembali beliau memaparkan, “Maka pada hakikatnya berbagai kenikmatan itu adalah cobaan dan ujian dari Allah yang dengan hal itu akan tampak bukti syukur orang yang pandai berterima kasih dengan bukti kekufuran dari orang yang suka mengingkari nikmat. Sebagaimana halnya berbagai bentuk musibah juga menjadi cobaan yang ditimpakan dari-Nya Yang Maha Suci. Itu artinya Allah menguji dengan berbagai bentuk kenikmatan, sebagaimana Allah juga menguji manusia dengan berbagai musibah yang menimpanya. Allah ta’ala berfirman,

فَأَمَّا الْإِنْسَانُ إِذَا مَا ابْتَلَاهُ رَبُّهُ فَأَكْرَمَهُ وَنَعَّمَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَكْرَمَنِ . وَأَمَّا إِذَا مَا ابْتَلَاهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَهَانَنِ . كَلَّا

“Adapun manusia, apabila Rabbnya mengujinya dengan memuliakan kedudukannya dan mencurahkan nikmat (dunia) kepadanya maka dia pun mengatakan, ‘Rabbku telah memuliakan diriku.’ Dan apabila Rabbnya mengujinya dengan menyempitkan rezkinya ia pun berkata, ‘Rabbku telah menghinakan aku.’ Sekali-kali bukanlah demikian…” (QS. Al Fajr : 15-17)

Artinya tidaklah setiap orang yang Aku lapangkan (rezekinya) dan Aku muliakan kedudukan (dunia)-nya serta Kucurahkan nikmat (duniawi) kepadanya adalah pasti orang yang Aku muliakan di sisi-Ku. Dan tidaklah setiap orang yang Aku sempitkan rezkinya dan Aku timpakan musibah kepadanya itu berarti Aku menghinakan dirinya.” (Al Fawa’id, hal. 149)

Ketawadhu’an ‘Umar bin Al Khaththab radhiyallahu’anhu

Disebutkan di dalam Al Mudawwanah Al Kubra, “Ibnul Qasim mengatakan, Aku pernah mendengar Malik membawakan sebuah kisah bahwa pada suatu ketika di masa kekhalifahan Abu Bakar ada seorang lelaki yang bermimpi bahwa ketika itu hari kiamat telah terjadi dan seluruh umat manusia dikumpulkan. Di dalam mimpi itu dia menyaksikan Umar mendapatkan ketinggian dan kemuliaan derajat yang lebih di antara manusia yang lain. Dia mengatakan: Kemudian aku berkata di dalam mimpiku, ‘Karena faktor apakah Umar bin Al Khaththab bisa mengungguli orang-orang yang lain?” Dia berkata: Lantas ada yang berujar kepadaku, ‘Dengan sebab kedudukannya sebagai khalifah dan orang yang mati syahid, dan dia juga tidak pernah merasa takut kepada celaan siapapun selama dirinya tegak berada di atas jalan Allah.’ Pada keesokan harinya, laki-laki itu datang dan ternyata di situ ada Abu Bakar dan Umar sedang duduk bersama. Maka dia pun mengisahkan isi mimpinya itu kepada mereka berdua. Ketika dia selesai bercerita maka Umar pun menghardik orang itu seraya berkata kepadanya, “Pergilah kamu, itu hanyalah mimpi orang tidur!” Lelaki itupun bangkit meninggalkan tempat tersebut. Ketika Abu Bakar telah wafat dan Umar memegang urusan pemerintahan, maka beliau pun mengutus orang untuk memanggil si lelaki itu. Kemudian Umar berkata kepadanya, “Ulangi kisah mimpi yang pernah kamu ceritakan dahulu.” Lelaki itu menjawab, “Bukankah anda telah menolak cerita saya dahulu?!” Umar mengatakan, “Tidakkah kamu merasa malu menyebutkan keutamaan diriku di tengah-tengah majelis Abu Bakar sementara pada saat itu dia sedang duduk di tempat itu?!” Syaikh Abdul Aziz As Sadhan mengatakan, “Umar radhiyallahu ‘anhu tidak merasa ridha keutamaan dirinya disebutkan sementara di saat itu Ash Shiddiq (Abu Bakar) -dan Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu jelas lebih utama dari beliau- hadir mendengarkan kisah itu. walaupun sebenarnya dia tidak perlu merasa berat ataupun bersalah mendengarkan hal itu, akan tetapi inilah salah satu bukti kerendahan hati beliau radhiyallahu ‘anhu.” (lihat Ma’alim fi Thariq Thalabil ‘Ilmi, hal. 103-104)

Wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammadin wa ‘ala aalihi wa shahbihi wa sallam.

ARTI PENDIDIKAN

Ada yang berpendapat bahwa pendidikan itu perlu dan ada juga yang berpendapat bahwa pendidikan itu tidak perlu. Menurut saya ini semua tergantung dari faktor luar. Sebenarnya pendidikan itu sangat penting bagi kehidupan kita tapi sayangnya ilmu yang di dapat untuk memperoleh pendidikan itu tidak setimpal dengan uang yang dikeluarkan. Sebagai contoh ada orang yang yang telah menghabiskan puluhan juta bahkan ratusan juta untuk memperoleh pendidikan hingga S3 (sayangnya gak ada S4 ya) tapi tidak mendapatkan ilmunya. Ini bisa saja terjadi karena guru ataupun dosen yang mengajarkannya tidak memberikan ilmunya kepada murid /mahasiswanya, dikelas guru/mahasisswa hanya mengajarkan materinya sepintas bahkan ada guru/dosennyang tidak bisa mengajar sehingga anak didiknya tidak mendapatkan apa-apa. Bayangkan saja sudah menghabiskan banyak uang tapi hanya mendapatkan gelar tanpa ilmu. Beda kasus lagi, ada orang yang bisa dibilang tidak sampai menghabiskan uang banyak untuk mendapatkan “pendidikan”, dia hanya memperoleh gelar S1 tapi bisa dibilang memiliki ilmu yang banyak bahkan bisa dikatakan lebih pintar dari yang bergelar S3. Bagaimana caranya??? Orang ini mendapatkan ilmu bukan dari institusi formal melainkan dengan mengikuti kursus dan belajar sendiri karena pada dasarnya pelajaran yang diberikan di kampus itu hanya sebatas teori dan sedikit praktek dan jika kita hanya menerima itu saja maka ilmu kita tidak akan sampai, untuk itu perlu mengikuti kursus (bagi yang perlu) dan belajar sendiri.

Yang membuat saya aneh adalah adanya peraturan di pemerintahan kita mengenai pendidikan ini, misalnya sekarang ini pemerintah sedang gempar-gemparnya menyekolahkan PNS nya sampai ke S2 dan S3. Ya mungkin saja tujuan dari pemerintah ini bagus yaitu mencerdaskan kehidupan anak bangsa tapi apakah ini perlu??? Apakah PNS nya ini bisa mengikuti pelajaran S2 dan S3 yang diikutinya??? Atau apakah kuliah S2 dan S3 nya hanya formalitas untuk menaikkan jabatanya tanpa mendapatkan “ilmu”??? Dari yang saya perhatikan banyak PNS yang kuliah lagi S2 dan S3 hanya untuk menaikkan jabatannya dan memilih S2 dan S3 yang mudah, yang penting lulus dan yang lebih parah lagi tidak mendapatkan ilmunya padahal mereka disekolahkan dengan biaya negara alias gratis tapi sayangnya mereka tidak memanfaatkan peluang ini untuk meningkatkan ilmunya, kalaupun ada yang niatnya tulus untuk mendapatkan ilmu, kembali lagi ke faktor kampus yaitu adanya dosen yang “pelit”memberikan ilmunya. Saya mengatakan pelit karena proses belajar mengajar di kelas berjalan sangat alot dan dosen yang memberikan materi hanya men-next materi yang ada tanpa peduli mahasiswanya mengerti atau tidak, tapi tidak semua dosen seperti ini, ada juga dosen/pengajar yang benar-benar mengajar anak didiknya sampai bisa. Dosen seperti inilah yang bagus karena menurut saya seorang pengajar dikatakan sebagai pengajar yang berhasil saat dia bisa mengajarkan anak didiknya. Lain cerita kalau anak didiknya malas, cuek dan sebagainya sehingga ilmu yang diberikan tidak sampai.

Menurut saya, sebagai seorang anak didik kita seharusnya belajar dengan tekun untuk mendapatkan ilmu dan sebagai seorang dosen atau pengajar sudah seharusnya benar-benar mengajarkan anak didiknya dan bukan hanya memberikan materi teori yang bisa dipelajari sendiri. Jadi kesimpulan saya mengenai pendidikan adalah pendidikan itu SANGAT penting bagi kita karena selain dengan menaikkan status kita, dengan pendidikan juga akan ada banyak hal yang bisa kita lakukan dan yang lebih bagus lagi adalah membagi ilmu yang kita miliki kepada orang lain. Dalam agama islam pun diaharkan untuk menimba ilmu sampai ke alam kubur dan di dalam Al – Qur’an disebutkan bahwa orang yang memiliki ilmu akan dinaikkan derajatnya, pepatah lain mengatakan capailah ilmu sampai negeri Cina. Jadi tidak ada alasan untuk tidak menuntut ilmu setinggi-tingginya apalagi di jaman yang semakin kompetitif ini tapi ingat juga ilmu bisa didapatkan dimana saja.

ARTI KESEDERHANAAN

Kehidupan sederhana merupakan bagian dari kebahagiaan” (HR. Ahmad)

Meski ada jutaan dahan kayu di hutan, seekor pipit cukup memakai sebatang ranting untuk menggayutkan sarangnya. Keselamatan telur-telurnya lebih berarti dibanding seberapa banyak ranting yang bisa dikuasai. Seekor zebra hanya meneguk air kubangan secukupnya meski panas terik membakar. Inilah alam mengajarkan kesederhanaan. Bersikap sesuai dengan keperluan dan kemampuan, tak melebihkan dan tak menguranginya. Menjaga batas kewajaran agar melodi hidup dapat berjalan seirama.

Kesederhanaan adalah kekuatan di balik orang-orang hebat. Tokoh besar dunia, seperti Rasulullah, Budha, Mahatma Gandhi dan lainnya, memberi keteladan itu. Keinginan mereka selalu terkontrol dalam batas keperluan. Mereka tidak mau membebani hidup dengan hal-hal yang remeh, kegiatan yang tidak bernilai. Mereka menempatkan nilai hidup di atas materi. Tulus menerima dan mensyukuri segala yang dianugerahkan, hidup terasa berkecukupan dan bersahaja. Di Negara mana pun orang bersahaja lebih dihormati dan disegani.

Rasulullah saw. seorang pemimpin yang sederhana. Rumah dan perabotan beliau sederhana. Pakaian beliau tidak lebih bagus dari yang lain. Beliau bergaul dengan siapa pun, kaya maupun miskin. Pola pikir beliau juga tidak berbelit-belit, Aisyah r.a. berkata, “Rasulullah saw. tidak pernah memilih antara dua perkara melainkan akan memilih yang paling mudah antara keduanya selama perkara itu tidak mendatangkan dosa. Jika mendatangkan dosa, baginda adalah orang yang paling menjauhinya” (HR. Muslim). Beliau makan juga tidak melebihi batas kenyangnya perut. Aisyah menuturkan, keluarga Muhammad tidak ada yang pernah kenyang dari roti gandum dua hari berturut-turut sampai meninggal (HR. Bukhari).

Kesederhanaan dapat mengubah suasana sosial semakin harmonis, terhindar dari kesenjangan yang dapat mengusik ketentraman hidup bersama. Kesederhanaan akan membuka sekat diri merasa lebih berharga. Dan menggantinya dengan ketawadhuan, kesadaran akan keterbatasan diri, begitu pula rekan-rekan kita. Maka saling melengkapi lebih penting dari pada menonjolkan diri. Inilah refleksi keimanan, Rasul bersabda, “Sesungguhnya kesederhanaan itu bagian dari iman” (HR. Abu Dawud).

Kesederhanaan berarti melepaskan diri dari tuntutan dunawiyah yang menyesakkan. Dengan kata lain mengambil persoalan dari esensinya, dan menyikapinya dengan proporsional. Kesederhanaan selalu menghiasi seseorang dengan kemurahan hati dan sikap yang bijak, dan akan membawa pelakunya pada lapang dada dan menjauhkannya dari prasangka yang dapat meresahkan hidup. (Sumber : http://samudramakna.wordpress.com/2007/10/29/arti-kesederhanaan/).

CATATAN KECIL

Kamis, 09 Februari 2012

#bila Anda tidak pernah belajar persahabatan, maka Anda benar2 tidak belajar apapun
#Tidak semua kemampuan dapat kita miliki, oleh karena itu kita membutuhkan sahabat untuk melengkapinya.
#Ini adalah kebenaran bahwa Anda bisa sukses luar biasa dengan cepat bila Anda membantu orang lain utnuk juga merasakan sukses.

Biarkan kata “saling” hadir dalam setiap hubungan, anda akan lihat betapa indahnya kebersamaan itu.
#Aku, Kamu, Kalian dan Kita Semua adalah Pemeran Utama pada Kehidupan masing–masing. Beberapanya adalah Pemeran yang “ANTAGONIS”, sedangkan sisanya menjadi Pemeran “FIGURAN” yang mengingatkan dan menguatkan dalam Segmentasi Kehidupan.

- Arrangga -

Sebuah Renungan

Ketahuilah bahwa sabar, jika dipandang dalam permasalahan seseorang adalah ibarat kepala dari suatu tubuh. Jika kepalanya hilang maka keseluruhan tubuh itu akan membusuk. Sama halnya, jika kesabaran hilang, maka seluruh permasalahan akan rusak.
–Khalifah Ali bin Abi Thalib-
Jangan hiraukan mereka yg membencimu. Mereka hanya orang yg berharap memiliki hidup sepertimu. Perhatianmu adalah hal yg mereka inginkan,
#Kendalikan perasaanmu sebelum perasaanmu mengendalikanmu
#Dicintai seseorang secara mendalam memberi Anda kekuatan, dan mencintai seseorang secara mendalam memberi Anda keberanian–Lao Tzu (filsuf China)
#Alangkah buruknya nilai kasih sayang yang meletakkan batu di satu sisi bangunan dan menghancurkan dinding di sisi lainnya.

-Khalil Gibran-

#Manusia tidak dapat menuai cinta sampai dia merasakan perpisahan yang menyedihkan, dan yang mampu membuka pikirannya, merasakan kesabaran yang pahit dan kesulitan yang menyedihkan.

-Khalil Gibran-

#Lakukan suatu kebaikan yang sederhana,
Walau engkau mungkin tak melihat hasil akhirnya;
Hal itu akan berdampak, bak riak air yang melebar,
Jauh sampai pada kekekalan.

ARTI SAHABAT

Jumat, 03 Februari 2012

SAhabAT.....
kau bagaikan Mentari yang selalu menyinari siang
kau bagaikan bulan yang selalu terangi malam
dan kau... bagaikan bintang yang di dambakan setiap insan...
Sahabat.......
keceriaan yang selalu terpancar dari mata indahmu
mEmbuat Hatiki Dmai & tEnang biLA bErsamaMu

kAu selalu ADa saAt sUka
kAU seLalu ikut dalam dUka
kAU bagaikan maLaikat yang sElalu ada kaPanpun
sahABat. . .
ku Harap Senyum & kEceriaan yang seLAlu mEnghiasi wAjahmU
tiDak akaN Sirna sAmpai kapanpUn
kU ingin pErsahabatn kiTa bUkan spErti pErsahabatan Biasa
mElainkan. . .
MenjaDi sebuah persahabatan yang berarti
dAn, , , mEnjadi persahabatan yang di dAMbakan.. .

JABAT TANGANKU SAHABAT...


Sahabat


kau adalah sahabatku
teman pelipur laraku
denganmu aku berbagi
cerita indah
cerita tentang kegagalanku dan denganmu pula aku tuangkan masalahku



sahabat..........
saat kau sedih aku menangis
saat kau terluka hatiku tercabik
saat kau gundah aku selalu resah

sahabat.........
dimana jangan kau anggap aku orang laen
aku adalh dirimu
aku adalah saudaramu
aku siap korbankan jiwaku agar
kekal persahabatan kita,,,,,,,